Menyuguhkan Beragam Kesenian Betawi


kesenian betawi

Kesenian tradisional Betawi yang akan dihadirkan antara lain ondel-ondel, gambang kromong, teater lenong, tanjidor , kroncong tugu, orkes gambus, orkes rebana, orkes samrah, silat, gamelan, dan tari topeng.

Sebagian jenis kesenian memang sudah dikenal oleh masyarakat. Namun, mungkin tak banyak pula yang mengetahui sebagiannya lagi, sebut saja berbagai jenis orkes Betawi.

Orkes Gambus

Orkes gambus yang berasal dari Timur Tengah dahulunya digunakan untuk mengiringi tari zafin. Tarian ini awalnya hanya dibawakan oleh kaum laki-laki untuk pergaulan, namun kini banyak wanita yang juga membawakan tarian ini. Orkes gambus kini lebih banyak dipentaskan untuk memeriahkan pesta perkawinan.

Sama halnya dengan orkes gambus, orkes rebana juga banyak mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Namun, orkes rebana banyak digunakan untuk mengiringi lagu-lagu bernapaskan Islam. Orkes ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian berdasarkan latar belakang sosial pendukungnya, yaitu rebana ketimpring, rebana ngarak, rebana dor, dan rebana biang.

Orkes Samrah

Orkes samrah mendapat banyak pengaruh dari Melayu dilihat dari lagu-lagu yang dibawakan dalam orkes ini, seperti ”Burung Putih”, ”Pulo Angsa Dua”, ”Sirih Kuning”, dan ”Cik Minah” yang bercorak Melayu. Selain itu, dalam orkes ini biasanya juga terdapat tarian samrah sambil memperdengarkan pantun-pantun bertemakan percintaan seperti yang terdapat di Melayu.

Seperti diketahui, budaya Betawi juga banyak mendapat pengaruh dari negeri Cina. Hal tersebut juga terlihat dari jenis musiknya, gambang kromong, yang menggunakan alat musik Cina seperti kongahyan, tahyan, dan skong. 

Alat musik-alat musik tersebut dipadukan dengan alat musik Betawi seperti gambang, kromong, kemor, kecrek, gendang, kempul, dan gong. Pencetusnya, seorang peranakan China yang bernama Nie Hu-Kong, memang berniat menggabungkan gamelan pelog slendro dengan gamelan dari Tiongkok.

Orkes Tanjidor

Jika gambang kromong mendapat pengaruh dari Cina, orkes tanjidor dan kroncong tugu mendapat pengaruh dari Eropa. Selain dari Belanda, orkes Tanjidor juga mendapat pengaruh dari Turki (tambur) dan Cina (suling). 

Sementara pengaruh musik Belanda dari alat tiup (selain suling) yang terdapat dalam orkes ini. Sementara itu, kroncong tugu banyak mengadaptasi musik dari Portugis. 

Orkes Keroncong

Kroncong ini dikembangkan oleh keturunan tentara Portugis yang dibebaskan dari tawanan Belanda di daerah Tugu, Jakarta Utara.

Penonton tidak hanya disuguhkan berbagai kesenian khas Betawi, tapi juga berbagai penampilan artis nasional seperti Inul Daratista, Naif, Nita Thalia, Dewi Sandra, dan Tommy Ali. Mereka akan berkolaborasi dengan seniman Betawi untuk menghibur sekaligus memperkenalkan kesenian Betawi kepada masyarakat.

Aurora Tambunan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta, mengatakan bahwa acara ini merupakan salah satu upaya mereka untuk melestarikan kebudayaan tradisional. ”Acara ini merupakan bagian dari program pemerintah untuk terus melestarikan kebudayaan dan kesenian warisan nenek moyang kita, dari Sabang sampai Merauke, termasuk Betawi,” ungkapnya dalam jumpa pers, Rabu (22/6), di Museum Nasional, Jakarta.

Betawi Manggung akan dipentaskan di lima panggung yang mengitari lapangan Monas. Dalam acara tersebut, akan diberikan pula penghargaan kepada seniman-seniman Betawi atas dedikasi mereka mengembangkan dan melestarikan budaya Betawi, antara lain H Nasir (lenong Betawi), H Dali (seni topeng), dan alm. Nyaat (tanjidor). (mil)

Jakarta, Sinar Harapan


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url